Paling sedih kalau dapet kabar ada tim yang ambruk sakit. Biasanya malaria. Entah kebetulan atau takdir – tapi aku tidak ingin menyebutnya kutukan – bahwa lokasi-lokasi kerja kami berada di daerah endemik malaria. Pun, kalau tidak endemik malaria, kualitas lingkungannya kurang baik dan menyembunyikan bibit-bibit penyakit seperti di Sekolah Pesisir yang terletak di pesisir kumuh kota Makassar. Memang, pekerjaan ini menuntut stamina atau memang ingin takluk oleh penyakit.
Paling ganas malaria yang didapet di Flores. Dedi dapet malaria pertamanya di sana, padahal sebelumnya dia aman-aman aja di rimba. Malaria Dodi pun berkali-kali kambuh dengan parahnya. Mereka berdua sampai harus dievakuasi dari pulau kecil tempat kami berkegiatan, ke rumah sakit di Maumere. Oce juga kena di sana, padahal dia aman-aman aja dua tahun di rimba. Bahkan Butet yang empat tahun malarianya vakum nggak pernah kambuh pun terpaksa bolak-balik rumah sakit selama tiga bulan. Juga volunteer-volunteer kita lainnya, nggak ada yang lolos dari Malaria. Sedih, kan?
Mungkin namanya bahaya laten. Menggerogoti secara diam-diam. Kitapun coba mengatasinya. Segala informasi tentang penyembuhan malaria pastilah kita sambut baik. Selama ini kita pakai obat-obatan standar: resochin atau vancidar, yang dua-duanya terbukti tidak menghilangkan malaria dari si empunya tubuh. Seperti memelihara alien, kata Dodi, karena malaria rutin mengunjungi tanpa basa-basi apalagi sms dulu sebelumnya.
Obat-obatan alternatif pernah terpikir jadi solusi untuk kita yang berkegiatan di pendidikan alternatif ini, hehehe… Misalnya ramuan resepnya Olif (teman kami di Bandung) yang pake kelapa muda, belimbing wuluh dan sebagainya. Cuma kita nggak telaten bikin ramuan itu, soalnya bahan-bahannya tidak memungkinkan dibuat oleh orang yang seringkali berpindah tempat. Lain lagi ramuan oce, pake kuning telur ayam kampung, merica (harus) tiga butir, sama satu sloki minuman alkohol seperti vodka atau sejenisnya. Jelas Oce menyambut baik, apalagi didukung penuh ama istrinya. Habibi pun sempet ikut-ikutan. Hasilnya, malaria Oce tetep aja kambuh lagi. Hahaha…
Dari berbagai sumber, kita dapet informasi tentang tanaman artemia yang konon ampuh untuk malaria yang sudah resisten sama kina atau resochin. Asalnya dari india dan cina, tapi ati-ati karena banyak yang palsu. Di Indonesia ada yang tanam, tapi ada peraturan daerah yang melarang penggunaannya secara bebas dengan alasan belum ada penelitian ilmiah mengenai itu padahal denger-denger udah diblok ama pabrik obat.
Tanta pernah ngasih kita paket pengobatan tiga hari untuk malaria, obatnya dua macem. Salah satunya artemi itu. Katanya, obat itu diimpor tapi terbatas digunakan oleh tentara kita. Serem kan. Makanya kita banyak berharap obat itu bisa menghajar malaria yang selama ini udah resisten ama resochin.
Dodi yang pertama minum. Lebaran 2006. Katanya langsung teler karena sekali minum 8 pil. Waktu itu dia pulang dari flores dan memang malarianya berkunjung tiap tiga minggu dan terhitung parah (nggak seperti sebelumnya, pas kena di jambi). Tiga bulan setelahnya, Dodi hidup dengan lebih baik tanpa kunjungan malaria. Tapi kok ya tiga bulan aja… abis itu ya tetep aja, malaria rutin berkunjung kayak orang wakuncar (istilahnya jadul banget deh…).
So, komunitas malaria alternatif ini terus berharap dunia kedokteran mampu menemukan obat yang benar-benar ampuh untuk membinasakan alien dalam tubuh ini…
Jumat, 21 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyakit malaria sulit diberantas, antara lain, adalah timbulnya resistensi atau kekebalan parasit malaria terhadap obat antimalaria, terjadinya resistensi nyamuk Anopheles terhadap insektisida, dan belum ditemukannya vaksin yang benar-benar efektif, utamanya vaksin penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
sebelumnya aku pernah bilang sudah ada vaksin malaria bagi yang hendak masuk daerah endemik, jd jgn khawatir, tapi ternyata setelah aku baca lagi ternyata baru di mozambik-Afrika, dan itu tidak bisa disamain vaksin untuk Afrika dan untuk Indonesia karena Yang merupakan hambatan dalam pembuatan vaksin terhadap penyakit malaria adalah siklus hidup plasmodium yang kompleks. Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 4 stadium yaitu 3 stadium aseksual dengan multiplikasi dan 1 stadium seksual tanpa multiplikasi.... allahhhh teoriris pisan nyka.. pokoke bwt tmn2 yang terkena... sabar aja dehh
kagum aja ama kalian.....
Posting Komentar